Amerika, Eropa dan Zionis; Mustahil Menerapkan Keadilan Global


PERHATIAN;

PELAJARI BEBERAPA KASUS MENGENAI PENJAHAT PERANG DI BAWAH INI, TERUTAMA; ARIEL SHARON dan SLOBODAN MILOSEVIC

file didapat dari ikhwanonline.com:

http://www.al-ikhwan.net/amerika-eropa-dan-zionis-mustahil-menerapkan-keadilan-global-2209/

penerjemah: Abu Ahmad

_______

“David Ben-Gurion” .. “Ariel Sharon” .. “George Bush” .. “Ehud Olmert” .. “Gabi Ashkenazi” .. “Yuval Dixinn” .. “Slobodan Milošević” .. Dan Daftar panjang lainnya dari nama-nama para pemimpin politik dan militer Zionis, Amerika dan Eropa yang telah terbukti secara jelas dan pasti keterlibatan mereka dalam melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Namun tangan “keadilan” global yang memiliki otoritas internasional tidak mampu menjamah mereka untuk diseret ke pengadilan kriminal internasional, justru yang terjamah adalah Presiden Sudan, Omar al-Bashir yang belum tampak jelas akan bukti melakukan tindakan kejehatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, padahal semua pemimpin di atas juga masih hidup dan bebas menghirup udara kebebasan, walaupun telah nyata tangan-tangan mereka berlumuran darah dari anak-anak bangsa Arab dan Islam; baik Palestina, Iraq, Afghanistan, Bosnia Herzegovina dan lain sebagainya.


Ketika melihat surat dakwaan terhadap Presiden Sudan, yang dengan itu pula dikeluarkan surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Pidana Internasional, akan menemukan bahwa kejahatan yang didakwakan atasnya , adalah duplikat dari kejahatan yang dilakukan secara marathon oleh pemerintah dan tentara dari negara-negara Eropa dan Barat atas dunia Arab dan dunia Islam, di samping dari apa yang dilakukan oleh tentara Zionis di Palestina dan bumi Arab yang didudukinya selama bertahun-tahun dalam konflik Arab-Zionist, seperti yang terjadi di Lebanon dan Sinai.

Dan perang di Gaza baru-baru ini, perang yang berlangsung selama 22 hari adalah bukti yang cukup untuk membawa ratusan pemimpin politik dan militer Zionis pada tuduhan penjahat perang. Dan pada perang di Irak, yang hingga kini masih terus berlangsung sejak tahun 2003, juga menjadi bukti yang cukup untuk membawa sejumlah tokoh dan pemimpin politik dan militer Amerika dan Inggris. Begitu pun daftar ini bisa bertambah jika dimasukkan pada perang di Afghanistan, Somalia , dan daerah lainnya yang telah melihat agresi militer Amerika atau Zionist atau Barat secara umum.


Terabaikannya nama-nama tersebut diatas, menjadi bukti yang jelas bahwa keputusan yang dijatuhkan atas presiden Sudan pada dasarnya adalah politik, dengan tuduhan bahwa presiden Al-Bashir telah melakukan kejahatan yang belum terbukti; sehingga perintah untuk menangkapnya untuk dapat melakukan investigasi bersamanya terhadap dugaan pelanggaran hukum humaniter internasional sangatlah lemah, padahal yang lebih utama dan logis adalah menegakkan keadilan kepada semua, Al-Bashir dan pemimpin lainnya.


Oleh karena itu, untuk mengingatkan saja, (ikhwanonline.com) mencoba menyebutkan rangkaian sederhana nama-nama para pemimpin militer dan pasukan keamanan Zionis dan Amerika, serta beberapa tokoh-tokoh politik Eropa lainnya yang terlibat dalam kejahatan perang di Palestina, Irak dan Afghanistan dan negara-negara lain di dunia, yang diabaikan oleh keadilan internasional:


1. Ariel Sharon:

Tampak Perdana Menteri Israel Ariel Sharon yang memiliki sifat dan karakter perusak, yang sejak kecilnya telah memiliki kecenderungan melakukan kejahatan; seperti pada tahun 1942 ketika berumur 14 tahun, bergabung dengan kelompok “Al-Hajanah”, yang mana, di kemudian hari kelompok ini menjadi pasukan inti dari tentara Zionis.


Dan di antara kejahatan yang dilakukan oleh Sharon sepanjang hidupnya yang penuh dengan pembunuhan dan penghancuran adalah sebagai berikut:

1 – pada tahun 1952, mendirikan pasukan khusus dari tentara Zionis, yang dinamakan dengan “pasukan 101″, adapun operasi yang pertama kali dilakukan oleh sebuah kejahatan yang dipimpin langsung oleh Sharon terhadap penduduk Palestina di desa Qubaya; mereka melakukan kejahatan dan pembunuhan terhadap orang yang dipilih oleh Sharon, dan yang telah dipilih untuk membentuk pasukan pilihan “101″ , menghujani desa tersebut pada malam harinya dengan artileri dan bom sehingga menghancurkan rumah-rumah penduduk miskin, dan membunuh semua orang yang masih hidup setelah pengeboman, dan hasil yang diumumkan pada saat pengeboman adalah bahwa pasukannya telah berhasil melakukan pembongkaran terhadap 41 rumah, membunuh 69 warga Palestina, yang kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak .


2 – Melalui kepemimpinannya tersebut, yang memiliki fungsi khusus dan berbeda dengan tugas pasukan resmi Zionis, dan kepemimpinan yang berlapis baja terhadap mampu melawan pasukan di Sinai selama perang selama 3 hari pada tahun 1956, Sharon telah melakukan kejahatan perang terhadap tawanan dari Mesir, yang juga mereupakan bagian dari kejahatan yang dilakukan oleh Sharon pada masa kepemimpinannya dari divisi berlapis baja dalam agresi bulan Juni tahun 1967.


3 – Pada saat menjabat sebagai menteri perang pada awal tahun delapan puluhan, tentara Zionis melakukan tindak kejahatan perang terhadap kemanusiaan di Lebanon, di antaranya adalah pembantaian “Shabra dan Shatila,” yang terkenal di kamp pengungsi Palestina dekat ibukota Lebanon, Beirut, serta pengepungan kota tersebut, dan melakukan pengeboman secara sengaja terhadap daerah sipil, sehingga menewaskan lebih dari 19 ribu warga sipil Palestina dan Lebanon, dan saat itu komisi tindak pidana Israel yang dipimpin oleh pimpinan Mahkamah Agung pada waktu itu, Hakim Yitzhak Kahane mengutuk pemimpin politik dan militer dari tentara Zionist ini, dan bertanggung jawab langsung dari kejahatan yang dilakukan di Libanon, namun hal tersebut tidak berarti apa-apa bagi Ariel Sharon, bahkan hanya menganggapnya sebagai angin lalu, dirinya tidak tersentuh sedikitpun hukuman atas tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.


Dan Pada tahun 1982 tentara Zionis berhasil menjajah Lebanon, yang menurut undang-undang internasional, jika tentara berhasil menguasai suatu daerah maka harus tanggung jawab melindungi semua warga sipil yang ada di daerah tersebut di daerah-daerah yang berada di bawah kontrolnya, dan Zionis pada saat di bawah perintah Kementerian perang Zionis, Ariel Sharon, dan Rafael Eitan sebagai Chief of Staff, dan Sharon setelah berhasil melakukan pembantaian besar-besaran di Shabra dan Shatila, memberikan para milisi Kristen Lebanon yang bersekutu dengannya lampu hijau untuk memasuki kamp pengungsi di Shabra dan Shatila di Beirut barat, yang mengakibatkan terjadinya pembantaian massal, serta penyiksaan dan pemerkosaan terhadap ratusan warga sipil yang tidak bersenjata, yang sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.


Sepanjang sejarahnya Sharon bekerja sama dengan para penjahat perang Zionis dan Lebanon, termasuk di dalamnya Samir Geagea, the Supreme Commander dari Lebanon Forces, Elie Hobeika, seorang pejabat pasukan keamanan yang bertanggung jawab pada perang saudara di Lebanon, Antoine Lahad, komandan dari pasukan Lebanon Selatan, Rafael Eitan, Israeli Chief of Staff dan mantan pejabat di Mossad assassinations, dan Benjamin Ben-Eliezer komandan satuan Shaked yang telah melakukan kejahatan perang terhadap tawanan dari Mesir di Sinai pada tahun 1967, dan kini menjabat sebagai menteri infrastruktur Zionis, dan sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan dalam pemerintahan partai Buruh.


2. Slobodan Milošević:

Mantan Presiden Republik Serbia, yang dibebaskan dari pengadilan pidana International karena Kejahatan Perang yang dilakukannya di bekas bagian dari negara Yugoslavia; seperti tindakan genocide dan pelanggaran kejahatan terhadap kemanusiaan di Republik Bosnia dan Herzegovina yang mayoritas penduduknya Muslim, begitu pun terhadap terhadap mayoritas muslim di Kosovo, di hadapan pengadilan Milosevic dari Yugoslavia dan Republik Serbia pada tahun sembilan puluhan yang lalu.


Namun, menurut kesaksian yang selamat dari Holocaust Bosnia, dan pemimpin pasukan kemerdekaan Kosovo, yang didukung oleh Rusia telah melakukan kejahatan perang di Bosnia melalui politik dan militer terhadap pasukan Serbia Bosnia yang dipimpin oleh seorang pelarian dari keadilan Ratko Mladic dan pemimpin politik yang saat ini sedang menjalani persidangan, Radovan Karadzic, ,yang telah mengakibatkan kematian yang lebih dari 200 ribu warga Muslim, dan perkosaan lebih dari 27 ribu perempuan di Bosnia, serta pengusiran sekitar satu juta warga Bosnia dan Kroasia.


Adapun Di Kosovo Milosevic juga ikut terlibat langsung dalam pembunuhan lebih dari sepuluh ribu umat Islam, meskipun tidak mengeluarkan langsung terhadap perintah itu, ia harus bertanggung jawab secara pidana dalam kapasitasnya sebagai Kepala Negara, yang bertanggung jawab atas keamanan dan kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata.



3. Ehud Olmert:

Perdana Menteri Israel dalam pemerintahan Zionis yang telah berakhir jabatannya baru-baru ini; yang bertanggung jawab terhadap hukum pidana secara langsung dan tidak langsung, yang memiliki posisi tertinggi dalam otoritas politik dan komandan tertinggi pada pemerintahan Zionis terhadap apa yang telah dilakukan oleh pasukan keamanan dan militer di negerinya tentang kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza pada periode antara tanggal 27 Desember 2008 sampai 18 Januari 2009 yang lalu. Termasuk di dalamnya tindakan genocide terhadap sejumlah keluarga di Palestina, seperti seluruh keluarga Ar-Rayan, Ad-Dayah dan Al-Smoni.


Selain itu, ia juga bertanggung jawab atas kematian lebih dari 1300 warga sipil Palestina di Jalur Gaza, danlebih dari 5200 orang yang terluka, dan penggunaan senjata terlarang secara internasional yang dijatuhkan pada suatu daerah terpadat penduduk sipilnya, dan ditambah pula target-target yang mereka lakukan berupa penghancuran masjid-masjid (dan rumah ibadah lainnya), rumah sakit-rumah sakit dan sasaran sipil dan pemerintah sipil lainnya secara sengaja, yang melanggar aturan-aturan hukum internasional tentang operasi militer di daerah sipil; di antaranya empat Konvensi Geneva yang telah ditandatangani pada tahun 1949, dan protokoler lampirannya yang ditandatangani pada tahun 1978.


dan bersama Olmert terdapat beberapa pimpinan yang juga bertanggung jawab melakukan tindak pidana dan kejahatan perang, seperti:

* Ehud Barak; Menteri perang Israel.

* Gabi Ashkenazi; komandan perang pasukan Zionis.

* Avi Peled; komandan dari Brigade Golani, salah satu brigade elit angkatan bersenjata Zionisme.

* Yuval Dixinn; komandan intelijen internal Zionis yang terkenal jahat dengan julukan “Shabak”, yang sebelumnya dikenal julukan “Shin Bet.”

* Jenderal Doron Almog; mantan komandan di wilayah selatan tentara Zionis.


Mereka-mereka dan yang lainnya adalah para pimpinan lapangan dan keamanan Zionis yang tertuduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap Jalur Gaza, dan terhadap tawanan Palestina dan tahanan lainnya yang melanggar terhapap empat Konvensi Geneva.

Sebagaimana mereka juga telah melanggar pasal-pasal yang terdapat pada perjanjian di kota Roma tentang Piagam pembentukan Pengadilan Kriminal Internasional pada tahun 1998; yang berkomitmen pada point-point berikut:


a- Kejahatan terhadap kemanusiaan:

1 – Tentang Pembunuhan yang terdapat pada pasal VII, ayat “a” dari Piagam.

2 – Tentang Menghancurkan kehidupan penduduk sipil dalam yang terdapat pada Pasal II, ayat “a”.

3 – Tentang Penyiksaan yang terdapat dalam Pasal VII, ayat “a” hingga “d”.


b -Kejahatan perang:

1 -Tentang Serangan yang dilakukan secara sengaja dan diarahkan terhadap penduduk sipil atau individu sipil tidak terlibat dalam tindakan perang sedikit pun, sesuai dengan pasal VIII, ayat “a” hingga “j”.


4. Ehud Barak:

Jejak rekam kejahatan yang dilakukan oleh Menteri pertahanan Zionis pada pemerintah Israel Ehud Barak tidak hanya dalam perang baru-baru ini, namun dalam sejarah kemiliteran Zionis dan aparat keamanan juga penuh dengan kejahatan, diantaranya:


1 – Sebagai pimpinan pasukan komando yang terkenal dengan operasi “Fordan” di daerah Lebanon pada tahun 1973, yang menewaskan 3 orang dari pimpinan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yaitu: Kamal Adwan, Kamal Nasser, Muhammad Yusuf Najjar, di Beirut, ibukota Libanon, dan Mohammad Yousuf An-Najjar di Beirut, ibu kota Lebanon, adapun Muhammad Yusuf An-Najjar adalah pemimpin dari suatu organisasi September Hitam Palestina.


2 – Di Tunisia, pasukannya melakukan operasi yang dikenal dengan sebutan (Sirait Maktal) yang telah melakukan kejahatan berupa pembunuhan Khalil al-Wazir (Abu Jihad), salah satu tokoh yang paling menonjol dalam PLO dan “Fatah”, pada tahun 1988.


3 – Pembunuhan Salah Khalaf (Abu Iyad), salah seorang senior pendamping Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat, dan mantan komandan pasukan keamanan khusus dalam PLO dan “Fatah”, yang terjadi di Tunis pada bulan Januari tahun 1991.


5. Shimon Peres:

Keterlibatan presiden kesembilan negara Zionist ini adalah sejumlah kejahatan perang dan pelanggaran terhadap kemanusiaan, dan sepanjang sejarahnya, ia telah melakukan tindakan militer dan keamanan, di antara keterlibatan kejahatan perang dilakukannya adalah:


1 – Pada tahun 1947, Shimon Peres, bergabung dengan kepemimpinan organisasi “Alhajanah” Zionis teroris, dan bertanggung jawab untuk pengadaan peralatan dan manajemen sumber daya manusia dan organisasi ini didirikan pada 1921 di kota Yerusalem, sekelompok militer teroris, yang aktif melakukan kegiatan di wilayah Palestina yang melanggar dan dikutuk oleh hukum internasional periode sebelum proklamasi dari apa yang disebut dengan “Negara Israel,” seperti pemindahan paksa dan pembunuhan massal warga Arab, dan hal tersebut juga termasuk di dalam yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional.


2 – melalui karyanya sebagai perdana menteri yang berkuasa pada tahun 1996 pasukan udara Zionis melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil dengan menjatuhkan bom di desa “Qana” di perbatasan Lebanon, dalam operasi militer yang diluncurkan oleh rezim Zionis terhadap Hezbollah Lebanon, dan yang dikenal dengan sebutan “Grapes of Wrath” pada saat entitas Zionis terus berusaha menempati perbatasan Lebanon selatan. Dan karena berusaha melepaskan diri dari serangan lanjutan, sekitar 800 warga sipil Lebanon terpaksa mengungsi ke kantor pusat batalion Fiji yang merupakan bagian dari dari pasukan internasional di Libanon selatan (UNIFIL), yang diorganisir oleh pasukan Fiji di Qana, namun pada tanggal 18 April 1996 Pusat tersebut mendapat serangan dari Zionis yang mengakibatkan kematian lebih dari 106 warga sipil Lebanon dan 116 lainnya luka-luka dan ditambah dengan tewasnya empat prajurit ISAF.



6. George Bush:

Mantan Presiden Amerika ini, dalam kapasitasnya sebagai Presiden Amerika Serikat dan komandan tertinggi dari angkatan bersenjata, sesuai dengan logika dari International Criminal Court dapat menjadi seorang tersangka oleh karena meluncurkan dan berkoordinasi untuk melakukan operasi militer di Irak dan Afghanistan, yang berarti mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi dari kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di kedua negara tersebut, diantaranya adalah :


* Sebagai pimpinan tertinggi dari angkatan bersenjata Amerika yang merupakan pasukan penjajah, dan karena itu bertanggung jawab atas keselamatan warga sipil di daerah-daerah jajahannya.

* Bertanggung secara jawab secara politik atas kejahatan perang dan kejahatan dilakukan oleh pasukannya di kedua negara tersebut.


Pasukan Amerika telah melakukan serangkaian kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil Irak selama diluncurkannya agresi militer dengan alasan menjaga keamanan dan stabilitas di negara tersebut, terutama setelah terjadi kekacauan yang dibuat oleh penjajah untuk membubarkan tentara Irak dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk mantan rezim khusus, termasuk kejahatan perang yang dilakukan di daerah Ramadi, Haditha dan Fallujah dan Anbar , sebagian besarnya adalah wilayah dengan mayoritas warga Arab Sunni.


Militer Amerika Serikat banyak menggunakan misil uranium kerang, dan senjata yang dilarang secara internasional, mereka juga melakukan kejahatan pemerkosaan secara terstruktur, termasuk pembunuhan terhadap keluarga Janabi secara keseluruhan di kota haditsa, aktif dalam melakukan praktik pemerkosaan massal terhadap anak Abeer Al-Janabi sebelum dibunuh dan membakar tubuhnya untuk menyembunyikan bekas kejahatan yang telah dilakukannya di siang hari bolong pada tanggal 15 Maret 2006.


Sebagaimana perusahaan Blackwater untuk layanan keamanan khusus juga melakukan sejumlah kejahatan perang di daerah-daerah yang berada di bawah pengawasan pasukan Amerika di Irak, termasuk pembunuhan dan mencederai puluhan warga sipil pada tanggal 16 September 2007, ketika pemilik perusahaan membukanya dengan api yang menyala dalam bentuk yang histeris dan serampangan sehingga menimpa warga sipil yang berada di pekarangan dan berjalan kaki di daerah barat ibukota Iraq, hal tersebut terjadi ketika perusahaan mengiringi konvoi Departemen luar negeri Amerika saat berkunjung ke Iraq.


Dan mantan Presiden Amerika, George W. Bush bukan satu-satunya presiden AS yang terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan genocide. Namun presiden Amerika sebelumnya; Bill Clinton juga bertanggung jawab atas kejahatan pasukan Amerika di Somalia pada tahun 1994, termasuk pembakaran dan penyiksaan terhadap warga sipil yang dijadikan sebagai hiburan. Adapun Lyndon Johnson dan Richard Nixon, keduanya juga tanggung jawab atas terbunuhnya 3 juta penduduk sipil di Vietnam dalam perang yang dilakukan pasukan Amerika melawan pasukan komunis di Vietnam Utara selama lebih dari 10 tahun di antara periode tahun 1965 hingga 1975.


Setelah itu, semua kejahatan yang didokumentasikan ini dan dengan kesaksian para saksi, dan masih banyak lagi yang akan menjadi penjahat perang yang dilakukan dengan tangan-tangan mereka, atau yang sudah mati tanpa mendapatkan kenyamanan dari para korban sedikitpun, seperti Milosevic. Dan pertanyaannya adalah: Berapa lama orang-orang seperti mereka dapa menikmati kebebasannya, sementara kematian dan kuburan telah berisi oleh jutaan warga yang dibunuh karena petualangan dan racism mereka?.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Pengganti Pre/Post Test 1

Translate Jurnal World Society of Victimology 3

URGENSI PENERAPAN MATA KULIAH VIKTIMOLOGI