Translate Jurnal World Society of Victimology
Sebuah Perkumpulan Baru Viktimologi? Sebuah Surat dari Ketua Perkumpulan Viktimologi Dunia (World Society of Victimology -WSV) Jan Van Dijk
Pekerjaan baru di Inggris dan Afrika Selatan baru: jadi kenapa tidak mempunyai Perkumpulan Viktimologi Dunia (WSV) yang baru? Menurut pendapat saya belum perlu secepatnya memperbaharui WSV. WSV telah terbukti keberlangsungan hidupnya melalui kesuksesan symposium di
Gelombang anggota baru ini telah diterima oleh dewan. Anggota-anggota baru secepatnya akan memulai untuk mempunyai pengaruh dalam arah Perkumpulan kita. Simposium Kepedulian terhadap Korban di Amsterdam (Symposium Caring for Victims), akan melaporkan segala sesuatu berkaitan hal ini. Reaksi-reaksi yang ditujukan terhadap panitia telah disepakati secara bulat dengan positif. Untuk pertama kalinya dalam sejarah simposium telah membuat keuntungan kecil yang akan dilanjutkan kepada WSV. Laporan lengkap akan secepatnya diumumkan pada the Dutch Tijdschrift voor Criminologie (Pembahasan pada bulan Desember) dan pada Jurnal Kriminologis Jerman (the German criminological journals)
Panitia sementara waktu sedang mengerjakan publikasi sebuah buku dengan materi-materi pembicara dan laporan-laporan symposium. Tambahan, rencana-rencana yang dibuat untuk publikasi dari seleksi 50 artikel yang paling menarik. Secara pribadi saya menerima baik catatan dari symposium yang betul-betul internasional dan.multi dispilin.
Semangat baru telah dibawa dalam simposium oleh banyak peserta dari negara-negara Eropa dalam peralihan dan dari beberapa negara berkembang. Sekali lagi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Gloria Egbuji untuk pameran kesenaian Afrikanya. Pembangunan berkat partisipasinya pada simposium Gloria memperkenalkan hubungan dalam memperkenalkan survey viktimisasi pertama di Lagos (Nigeria) dengan dukungan dari UNICRI. Seperti halnya kita semua, kolega kita dari Nigeria ini bertahan untuk dikualifikasikan sebagai peneliti maupun aktivis. Kebanyakan dari kita bangga mendapatkan gelar tersebut. Semangat yang sama Mmatshilo (Matsy) Motsei di Johannesburg tengah merencanakan untuk menambahkan komponen penelitian bagi pusat dukungan bagi korban kekerasan terhadap perempuan.
Dari sudut pandang substansi saya mengamati pada symposium pemunculan kembali pemikiran-pemikiran viktimologi klasik seperti pertanyaan terhadap kecenderungan korbann (baru-baru ini dikenalkan sebagai viktimisasi berulang). Para peneliti terlihat menuju dibalik tabu menyalahkan korban dan melihat kembali pada pemikiran-pemikiran terhadap kecenderungan dan penimbulan korban. Fenomena viktimisasi berulang terlihat sebagai tantangan penting bagi pakar viktimologi. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan dan bahkan lebih baik, bagaimana hal tersebut dapat dihindari? Kemungkinan beberapa kekurang puasan yang mewakili dari penelitian klinis baru viktimologis. Marlene Young, sebagi contohnya, merujuk secara singkat kepada penelitian baru kedalam akibat mental-fisik dari viktimisasi. Hal ini menarik dan relevan bagi praktisi untuk lebih mendengar mengenai cakrawala baru ini.
Para peneliti yang terlibat mungkin telah memilih untuk menghadiri pertemuan Perkumpulan yang khusus. Divisi perburuhan dalam Perkumpulan kita dan Perkumpulan Internasional untuk Penelitian Trauma Stres International Society for Traumatic Stress Studies (ISTSS) mungkin perlu untuk dipertimbangulangkan. Saya akan mengetengahkan pemikiran ini pada pertemuan dewan mendatang. Tugas pertama bagi anggota baru dan lama untuk membuat kontribusi bagi pemikiran dari WSV selama pembahasan viktimologi berlangsung pada 4-16 Maei 1998 di Dubrovnik (Kroasia). Dewan Eksekutif WSV ke 8 akan menyelenggarakan pertemuan tahunannya. Seluruh anggota diundang untuk menghadiri bagian terpenting dalam pertemuan ini. Pada 9-10 May, Prof. John Dussich dan beberapa kolega dari Bosnia akan menyelenggarakan seminar aspek viktimologis dari perang Bosnia. Dalam hal ini Pusat Studi Viktimologi Sarajevo secara resmi akan diluncurkan. Merupakan kebahagian bagi saya untuk memberitahukan kehadapan anda bahwa pendanaan bagi pusat studi ini telah ditangani dan akan membuka kantor kecil di Sarajevo pada permulaan tahun depan.
Pada tahapan awal pusat studi ini akan terdiri dari kordinator tetap dan sekretaris. Pusat studi ini akan memiliki tugas-tugas pendokumentasian dan penelitian sebagaimana juga tugas-tugas layanan antar terbaru (contoh; penilaian kebutuhan need assessment). Kami berharap banyak anggota akan memberikan dukungannya terhadap inisatif baru ini, sebagi contoh menawarkan buku-buku dan/atau menghadiri seminar yang ada. Dalam pertemuan dewan di Amsterdam telah diputuskan untuk membentuk beberapa panitia untuk meningkatkan aktivitas spesifik. Pertama-tama, dewan menginginkan untuk melakukan revitalisasi salah satu aktivitas panitia penelitian (diantara para anggota viktimolog yang reputasinya telah diperhitungkan seperti Prof. Harding dari Australia dan Prof. Joanne Shapland dari Inggris). Panitia penelitian akan ditugaskan untuk membuat inventarisasi dari perkembangan penelitian viktimologis dan untuk membentuk sebuah agenda penelitian pada tahun berikutnya.
Pemikiran yang perlu diperhatikan adalah masa depan dari survey internasional, termasuk rencana-rencana untuk memberikan standar survey kekerasan terhadap perempuan. Panitia juga dapat memberikan pemikiran untuk kordinasi terbaik dari evaluasi dan pengawasan layanan antar. Merupakan perhatian kami untuk membuat perjanjian pertemuan pertama dari panitia peneliti baru di Dubrovnik sekitar 8 Mei 1998. kami berharap dapat memberikan ruang gratis bagi peserta. Dalam persiapan kami daftar nama anggota kepanitian adalah Marc Groenhuysen (NL), Marianne Loschnig (Austria), Cousineau (Canada), Jo Anne Wemmers (NL) dan Kristiina Kangaspunta (Finlandia). Sarah Ben David dan saya pribadi akan bertugas sebagai penghubung dengan dewan. Anggota-anggota lain yang tertarik untuk terlibat dalam kepanitian ini atau ingin mengajukan nama-nama kandidat lainnya kami harapkan untuk menghubungi saya atau sekretaris jenderal.
Di Amsterdam, sesi khusus ditujukan bagi pemikiran dibidang viktimologi pada Program Pencegahan Kejahatan PBB (United Nations Crime Prevention Programme). E. Vetere telah mengirimkan salinan dari buku saku panduan pembuata kebijakan dan praktisi kepada Negara-negara anggota untuk dikomentari. Seluruh anggota WSV telah diundang unutk memberikan komentar tertulis dan agar mengirimkan kepada sekjen. Awal tahun depan, Dpeartemen Kehakiman Amerika bagian korban akan menyelenggarakan pertemuan pakar untuk merampungkan dokumen ini yang mana kemungkinan akan disampaikan pada Komisi Kejahatan untuk disetujui dan dalam pertemuan berikutnya pada bulan April di Wina. Sementara itu, petugas dari Kementrian Kehakiman Belanda sedang mempelajari kemungkinan dari permulaan dan mempertahankan situs khusus dalam kebijakan informasi viktimologis.
Dicontohkan dalam situs pencegahan kejahatan dari ICPC di Montreal. Salah satu pilihannya adalah untuk melakukan transformasi situs yang telah ada untuk symposium di Amsterdam kedalam pusat sumberdaya pada kebijakan informasi viktimologis terkait. Sebagaimana anda bisa lihat dari pemaparan aktivitas mendatang ini, perkumpulan kita sedang berusaha dan bekerja. Ijinkan saya untuk menyelesaikan sambutan ini dengan ucapan harapan yang terbaik bagi tahun depan! Semoga selamat! Sampai jumpa di Dubrovnik!
A New Society of Victimology? A letter from the president Jan van Dijk
New Labour in the
New elan was brought to the symposium by the many participants from the European countries in transition and from several developing countries. I want, once more, to thank Gloria Egbuji for her African arts exhibition. Building upon her participation in the symposium Gloria is presently engaged in the carrying out of the first victimisation survey in
From a substantive perspective I observed at the symposium the re-emergence of some classical victimological issues such as the question of victim proneness (presently presented as repeat victimisation). Researchers seem to go beyond the taboo of victim blaming and to look once again at the issues of victim proneness and precipitation. The phenomenon of repeat victimisation seems an important challenge for victimologists. How can it be explained and, better still, how can it be avoided? Perhaps somewhat less satisfactory was the representation of new clinical victimological research. Marlene Young, for example, referred briefly to new research into the psycho-physiological impact of victimisation. It would have been exciting and relevant for practitioners to have heard more about this new frontier.
The researchers involved might have chosen to attend meetings of specialised societies instead. The division of labour between our society and the International Society for Traumatic Stress Studies (ISTSS) might need to be reconsidered. I will raise this issue at the next meeting of the Board. The first occasion for new and old members to make a contribution to the work of the WSV is during the victimology course which will take place on 4 to 16 May 1998 in
In the first stage the centre will consist of a full time co-ordinator and a secretary. The centre will have documentary and research tasks as well as some modest service delivery tasks (e.g. needs assessment). We hope that many members will give their support to this new initiative, for example by offering books and/or attending the seminar. During the board meeting in
Issues to be addressed are the future of the international surveys, including the plans for a standardised violence against women survey. The committee might also come up with ideas for a better co-ordination of evaluation and monitoring of service delivery. It is our intention to convene a first meeting of the new research committee in
In
(http://www.worldsocietyofvictimology.org/publications/wsv12.html)
Komentar
Posting Komentar